3 Mitos dalam Mengukur Campaign Digital Marketing ala Google
Menurut penelitian dari Boston Consulting Group dan Google, 2 dari 3 konsumen menginginkan iklan yang relevan namun masih enggan untuk memberikan data mereka untuk personalisasi iklan. Penelitian serupa dari Gartner juga menjelaskan bahwa 65% dari populasi di dunia akan memiliki data pribadi yang dilindungi oleh undang-undang privasi.
Dari kedua temuan ini dapat disimpulkan sebuah keadaan dimana digital marketer dituntut untuk mengubah strategi dengan mempertimbangkan keterjaminan data privasi konsumen dan undang-undang yang memayunginya. Namun, sebelum beranjak membahas strategi baru untuk beradaptasi, alangkah lebih baiknya mari kita bedah kesalahpahaman hingga mitos yang sering dilakukan digital marketer dalam mengukur campaign digital.
Mitos 1:
Peniadaan Cookie Akan Mengganggu Kinerja Tags Website
Dalam menjalankan campaign digital marketing, tentu penggunaan cookies dan website tags sangatlah penting agar marketer bisa memonitor aktivitas maupun conversion yang terjadi di dalam sebuah website. Namun, sejak Google menghilangkan kuki pihak ketiga (third-party cookies) dengan pertimbangan data privasi penggunanya, banyak yang . Lalu, jika cookies pihak ketiga dihilangkan, bagaimana cara mengukur hingga optimasi campaign digital Anda?
Menurut Google, rencana penghilangan third-party cookies tidak perlu dikhawatirkan selama digital marketer memiliki tagging infrastructure yang kuat untuk first party cookies. Untuk itu, Google merekomendasikan digital marketer untuk menggunakan global site tag (gtag.js) atau Google Tag Manager yang bisa mendukung pengukuran performa digtial yang tepat, serta meningkatkan model konversi dan bidding.
Mitos 2:
Pengukuran yang Akurat Bergantung pada Third-Party Data
Data pihak ketiga atau third-party data perannya sangat krusial dalam marketing, sering kali data ini digunakan sebagai sumber informasi bagi marketer dalam meningkatkan user experience hingga sajian ads yang relevan untuk konsumen. Ini bukanlah pernyataan yang tepat, karena faktanya penggunaan data pihak ketiga ini juga tentu menimbulkan kesulitan dalam mengontrol bagaimana data dikumpulkan dan digunakan.
Untuk itu menggantungkan pengukuran dalam digital marketing pada pihak ketiga adalah kesalahpahaman. Menurut Google strategi lain solusi yang dapat menjadi strategi lain ada pada pemanfaatan data pihak pertama dengan strategi dan tools yang tepat dapat memberikan keuntungan lebih banyak.
Mitos 3:
Keamanan Data Mempengaruhi Hasil Campaign
Jaminan privasi yang lebih aman pada praktiknya memberikan dampak secara tidak langsung kepada digital marketer, termasuk pada detail data untuk mengoptimasi campaign digital. Fenomena ini tentu lambat laun menjadi hambatan bagi proses bisnis dalam suatu company. Dengan itu, marketer dituntut untuk mengubah strategi, terlebih pada proses pengukuran hasil dari campaign digital yang telah dijalankan.
Google sebagai platform ads yang umum digunakan oleh marketer memiliki solusi lewat aplikasi conversion modelling-nya. Machine learning ini memberikan data dan reporting akurat dengan data privasi yang dijamin terjaga.
Perjalanan menuju penggunaan internet dengan jaminan privasi mungkin memengaruhi strategi digital bagi beberapa marketer. Untuk itu, konsultasi dan strategi digital marketing efektif Anda bersama Heroleads Indonesia